Senin, 06 Mei 2013

Beranda » Sel Individual Otak Setir Perilaku Manusia

Sel Individual Otak Setir Perilaku Manusia

TEMPO.CO, Los Angeles - Meninggalkan rumah di pagi hari mungkin tampak sederhana. Namun, di balik keputusan kemana kita akan pergi, setiap sel otak bekerja keras untuk membuat peta dunia luar yang memungkinkan kita menentukan arah dan mengingat lokasi.

Sel individual otak akan terpantik setiap kita melangkahkan kaki keluar dari pintu rumah. Saat menuju kendaraan melewati taman dengan aroma mawar, neuron lain akan menyala. Begitu seterusnya sampai ke tempat tujuan.

Pada akhirnya, otak kita membangun semacam grafik geografis berisi titik-titik koordinat yang jauh lebih detail dan akurat ketimbang apapun yang ditemukan dalam Google Maps.

"Kemampuan sel otak membuat peta ruang telah mempesona para ilmuwan sejak beberapa dekade," kata tim peneliti University of California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat, Senin, 6 Mei 2013.

Para ilmuwan telah mengetahui bahwa beberapa jenis rangsangan mempengaruhi munculnya sel "peta" pada otak, termasuk isyarat visual dalam lingkungan fisik, misalnya, melewati semak dan menyeberang jalan. Rangsangan juga memicu kinerja sel otak yang akan menuntun seberapa cepat tubuh bergerak dan mendeteksi hal lain, seperti bau, selama perjalanan.

"Namun kelompok neuron mana yang menggabungkan berbagai rangsangan untuk membuat peta yang tepat, masih misterius," imbuh tim peneliti, seperti dikutip Sciencedaily.

Untuk memecahkan teka-teki ini, tim peneliti yang berisi para ahli neurologi menciptakan semacam lingkungan maya yang memungkinkan mereka untuk memanipulasi berbagai isyarat rangsangan sambil mengukur aktivitas pembuatan peta neuron pada otak tikus.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa ketika isyarat tertentu dihapus, sel otak yang biasanya meletup aktif setiap kali tikus melewati titik atau area tertentu di dunia nyata, ternyata tetap mencatat perubahan posisi setiap kali tikus bergerak. Selain itu, banyak sel pemetaan lainnya tidak aktif sama sekali, menunjukkan bahwa isyarat sensoris yang berbeda sangat mempengaruhi sel tersebut.

Tim peneliti menemukan bahwa di dunia maya, aktif tidaknya sel otak yang biasanya mempercepat atau memperlambat gerak tikus tergantung pada lokasi binatang itu bergerak. "Otak tikus mempertahankan pola ritme tunggal yang mantap," ucap mereka.

Temuan ini, yang memberikan petunjuk lebih lanjut tentang bagaimana otak belajar dan merekam kenangan, dilaporkan dalam jurnal Science edisi 2 Mei 2013.

SCIENCEDAILY | MAHARDIKA SATRIA HADI


http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2013/05/06/brk,20130506-478415,id.html