Jumat, 03 Mei 2013

Beranda » Kerikil Ini Diduga Sisa Ledakan Tunguska

Kerikil Ini Diduga Sisa Ledakan Tunguska

TEMPO.CO, Moskow-Ahli geologi mengidentifikasi batu pecahan benda yang meledak di hutan Tunguska, Rusia. Temuan ini menjadi petunjuk misteri yang bertahan selama hampir satu abad.

Andrei E. Zlobin dari Vernadsky State Geological Museum di Moskow mengumpulkan 100 kerikil yang ditemukan di dasar Sungai Khushmo selama ekspedisi di Tunguska pada 1988. Ia menduga serpihan batu tersebut berasal dari meteorit yang meledak di atas langit Rusia. Ia memutuskan kembali mengunjungi lokasi penemuan.

Rencana tersebut menjadi nyata pada 2008. Di hutan Tunguska, ia menemukan tiga batuan menarik dan memberi nama menurut bentuknya yaitu "mahkota gigi", "paus", dan "perahu". Batu paling besar, paus, berbobot 10,4 gram dengan ukuran 29 milimeter.

Menurut dia, kerikil ini berbentuk unik karena memiliki jejak lelehan dan kerutan sebagaimana sering ditemukan pada batuan yang jatuh dari langit. Perhitungan yang dilakukannya menunjukkan ledakan Tunguska terjadi di udara dan panasnya tak menyebar ke batu yang berada di bumi.

"Batu yang saya temukan dimasak di dalam bola api yang terbakar di Tunguska pada 1908," ujar Zlobin.

Penelitian yang ia kirimkan ke server arXiv menyebutkan, temuan ini masih harus dikonfirmasi melalui analisis kimia. Ia menawarkan kolaborasi penelitian kepada peneliti dari seluruh dunia untuk menjawab misteri penyebab ledakan Tunguska.

Jika nantinya kerikil yang ditemukan Zlobin benar batu angkasa, peneliti bisa menutup investigasi fenomena langit yang meratakan hutan di Siberia. Selama ini bukti keras seperti ini tak pernah bisa ditemukan. Banyak teori yang dipakai untuk menjelaskan fenomena ini. Beberapa di antaranya adalah ledakan asteroid, ledakan komet, antimateri, hingga ledakan pesawat alien.

Ledakan berkekuatan 5 kali Bom Hiroshima menyebabkan hutan terpencil seluas 2.000 kilometer persegi musnah. Tak ada lubang ledakan yang tersisa di lokasi kejadian. Namun satu orang dilaporkan tewas akibat gelombang ledakan.

ANTON WILLIAM | LIVESCIENCE


http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2013/05/03/brk,20130503-477801,id.html