Rabu, 01 Mei 2013

Beranda » Cacing Zombie, Si Pelumat Tulang Paus

Cacing Zombie, Si Pelumat Tulang Paus

TEMPO.CO, La Jolla - Cacing zombie benar-benar ada. Hidup di dasar lautan di seluruh dunia, kumpulan cacing mungil pemakan bangkai ini tidak hanya menggunakan tulang paus sebagai tempat berlindung, tapi juga melumatnya untuk makan malam mereka.

Cacing zombie cukup mahir membuat tulang paus dan hewan laut besar lainnya tampak empuk seperti keju Swiss. Masalahnya, cacing ini bahkan tidak memiliki mulut yang dapat digunakan untuk menggerogoti tulang. Lalu, bagaimana mereka bisa melumat tulang paus?

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B, Rabu, 1 Mei 2013, menemukan bahwa cacing zombie menghancurkan tulang paus tidak dengan melubangi atau menggerogotinya, tapi melarutkannya dengan zat asam.

"Kulit cacing zombie bisa memproduksi asam dalam jumlah besar untuk mengurai tulang yang keras," kata Martin Tresguerres, seorang ahli fisiologi kelautan di Scripps Institution of Oceanography di La Jolla, California.

Tresguerres mengatakan, asam ini diproduksi oleh pompa proton, struktur organ di bagian ujung depan tubuh cacing yang mengandung protein melimpah. Ia telah mempelajari struktur penghasil asam di banyak hewan lain, termasuk hiu dan berbagai ikan. Namun dia belum pernah melihat seperti yang dimiliki cacing zombie. "Jumlahnya sangat banyak," ucapnya.

Mekanisme seluler untuk menghasilkan asam nyaris identik dengan yang digunakan dalam osteoklas, sel-sel manusia yang bertugas memecah tulang sehingga dapat dibangun kembali. Ginjal manusia juga mengandung pompa proton yang sama yang terlibat dalam pengolahan berbagai limbah tubuh.

"Anehnya, cacing ini tidak memiliki sistem pencernaan," ujar Tresguerres. Dari penelitian diketahui bahwa asam yang dihasilkan cacing mengubah tulang paus menjadi kolagen dan protein lainnya. Namun bagaimana zat-zat makanan ini diserap ke dalam tubuh cacing, masih misterius.

"Kami menduga ada bakteri simbiotik tertentu yang membantu cacing mencerna makanan," kata Tresguerres, yang melakukan penelitian bersama Sigrid Katz dan Greg Rouse.

Cacing zombie pertama kali ditemukan oleh Rouse dan beberapa rekannya pada 2002 di lepas pantai California, tepatnya di lembah bawah air bernama Monterey Submarine Canyon.

Ada beberapa spesies cacing zombie, yang termasuk ke dalam genus Osedax. Kerabat terdekat cacing zombie, yang sama-sama tidak memiliki mulut dan sistem pencernaan, menghuni cerobong hidrotermal di laut dalam. Cacing ini bergantung pada beberapa jenis bakteri yang memungkinkan mereka untuk hidup di lingkungan yang panas dan asam.

LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI


http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2013/05/01/brk,20130501-477215,id.html