Senin, 22 April 2013

Beranda » Hari Bumi, Line-WWF Luncurkan Stiker Orang Utan  

Hari Bumi, Line-WWF Luncurkan Stiker Orang Utan  

Seekor bayi Orangutan jantan (Pongo Pygmaeus Pygmaeus) berusia dua bulan berada dipelukan seorang warga yang menemukannya, Husin, di Desa Wajok Hulu, Kabupaten Pontianak, Kalbar, Selasa (28/8). ANTARA/Jessica Helena Wuysang

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam rangka menyemarakkan Hari Bumi yang jatuh pada 22 April 2013 ini, Line bersama WWF-Indonesia meluncurkan delapan jenis stiker orang utan. Untuk setiap unduhan stiker gratis, Line akan mendonasikan Rp 1.000 kepada WWF-Indonesia. Sedangkan untuk unduhan 24 jenis stiker orang utan berbayar senilai Rp 9.000, seluruh hasil penjualan akan didonasikan kepada WWF-Indonesia.

Devy Suradji, Direktur Marketing WWF-Indonesia, mengatakan, kerja sama itu untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang konservasi orang utan dan sebagai upaya pelestarian yang saat ini dilakukan oleh WWF-Indonesia.

"Peluncuran stiker ini diharapkan dapat memudahkan semua pihak yang ingin turut melestarikan spesies karismatik Indonesia yang sudah berstatus kritis ini," ujar Devy dalam rilis yang diterima Tempo, Senin, 22 April.

Selain meluncurkan stiker, Line juga akan membuka sebuah akun resmi untuk WWF-Indonesia, yang merupakan akun resmi Line pertama untuk sebuah LSM. Para pengguna Line dapat memperoleh beragam informasi, termasuk berita terkini, dari WWF-Indonesia.

"Line ingin berpartisipasi aktif dalam pelestarian lingkungan sebagai bagian dari kepedulian sosial kami, dan kami memulainya dengan mendukung pelestarian orang utan di Indonesia. Kami percaya, dengan dukungan para pengguna Line dan suporter WWF-Indonesia, tujuan mulia ini dapat tercapai," ujar Cho Simeon, General Manager Business Line.

Indonesia mempunyai dua jenis orang utan, yaitu orang utan Sumatera (Pongo abelii) dan orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus). Daftar Merah IUCN mengklasifikasikan orang utan Sumatera sebagai spesies kritis terancam punah (critically endangered) dan hanya sekitar 7.500 individu hidup di alam. Sedangkan orang utan Kalimantan diklasifikasikan sebagai spesies terancam (endangered) dan diperkirakan masih ada sekitar 45 ribu-69 ribu individu yang hidup di alam. Kedua subspesies ini terancam kehilangan habitatnya akibat deforestasi serta perburuan dan perdagangan satwa liar.

Orang utan merupakan salah satu spesies kunci dalam pelestarian hutan karena salah satu fungsinya dalam rantai makanan, yaitu sebagai penyebar biji-bijian di hutan. Oleh karena itu, konservasi orang utan bukan saja bermanfaat bagi kelestarian satwa tersebut, tetapi juga menjaga keseimbangan hutan bagi kesejahteraan manusia. Simak berita tekno lainnya di sini.

ERWIN Z

Berita lain:
Hari Bumi 2013: Pergantian Musim Google Doodle
Berminat? Tiket untuk Tinggal di Mars Mulai Dijual
Monyet Wolly Dapat Mengendus Manusia Pemburu
Inilah Smartphone Pertama buat Tunanetra
SANDISK CRUZER ORBIT Berdesain Unik dan Apik


http://www.tempointeraktif.com/hg/it/2013/04/22/brk,20130422-475040,id.html