Selasa, 30 April 2013

Beranda » Badai Kutub Saturnus Berbentuk Mawar  

Badai Kutub Saturnus Berbentuk Mawar  

TEMPO.CO, Pasadena - Wahana Cassini milik National Aeronautics and Space Administration (NASA) memotret badai di kutub Saturnus dalam jarak dekat. Badai itu berbentuk mawar dan berukuran 20 kali lebih besar ketimbang badai di Bumi.

Foto dan video resolusi tinggi yang dihasilkan wahana menunjukkan mata badai berukuran 2.000 kilometer atau dua kali panjang Pulau Jawa. Awan tipis nan terang di tepian badai berputar pada kecepatan 150 meter per detik. Badai dikurung oleh pola cuaca berbentuk segi enam yang misterius.

"Bentuknya mirip badai di Bumi sehingga kami putuskan memotret ulang," ujar Andrew Ingersoll, anggota tim pemotretan Cassini yang berasal dari California Institute of Technology.

Badai di kutub utara Saturnus terlihat untuk pertama kali pada 1980 melalui gambar yang dikirimkan Voyager 1 dan 2. Satu dekade kemudian, tim astronom asal Spanyol dan Prancis, melalui citra yang didapatkan dari teleskop di Bumi, mendeskripsikan fenomena ini sebagai pusaran kutub dan struktur segi enam. Cassini menambah pengetahuan ilmuwan setelah memotret badai pada 2009 dan 2012.

Gambar terbaru memperlihatkan badai membentuk lingkaran yang merekah dalam warna merah laksana mahkota mawar. Pusarannya dikelilingi awan hijau berukuran lebih besar. Pada bagian terluar, terdapat struktur segi enam berwarna kuning.

Di Bumi, badai muncul akibat suhu permukaan laut yang lebih hangat. Penguapan dari daerah hangat ini menimbulkan kolom pusaran yang berisi uap air. Panas yang dilepaskan uap air menjadi energi gerak pusaran.

Lain halnya dengan badai di kutub Saturnus. Planet bercincin ini tidak memiliki laut atau danau berisi air. Namun para ahli percaya kandungan air dalam jumlah kecil berperan menggerakkan pusaran yang didominasi gas hidrogen.

Pusat badai cenderung terkunci pada satu titik di kutub Saturnus. Penyebabnya, atmosfer pada daerah khatulistiwa planet bergerak lebih kencang ketimbang atmosfer kutub. Hal ini menghasilkan desakan dari khatulistiwa sehingga pusat badai tak bisa mendekat ke ekuator.

"Badai kutub tak bisa melarikan diri dari posisinya," kata Kunio Sayanagi, anggota tim pemotretan Cassini yang berasal dari Hampton University.

Para ahli menyebutkan, sebuah badai bisa bertahan beberapa tahun. Ketika Cassini mendekati Saturnus pada 2004, kutub utara ditutupi kegelapan akibat planet sedang berada di tengah musim dingin. Badai baru tampak lima tahun kemudian ketika cahaya matahari mulai jatuh di kutub utara Saturnus.

Cassini sendiri tak setiap saat bisa melihat kutub utara Saturnus. Wahana menyinggahi kutub ketika sedang melakukan perpindahan orbit menggunakan dorongan gravitasi Titan--salah satu satelit planet ini. Perjalanan melihat kutub harus direncanakan bertahun-tahun sebelumnya guna memastikan wahana bisa kembali ke orbit semula.

ANTON WILLIAM | NASA

Topik terhangat:
Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional

Baca juga:
Edsus Sosialita Jakarta
Susno Minta Perlindungan Komnas HAM
Wamen Denny Minta Susno Menyerah
Jaksa Waspadai Pengawalan Bersenjata Susno
Di Persembunyian, Susno Punya Pengawal


http://www.tempointeraktif.com/hg/sains/2013/04/30/brk,20130430-476878,id.html