Selasa, 30 April 2013

Beranda » Merancang Robot Setelah Tengah Malam

Merancang Robot Setelah Tengah Malam

Panitia mendata robot-robot yang akan berkompetisi pada acara Galelobot 2010 di Aula Barat ITB, Bandung, Jawa Barat,/Prima Mulia

TEMPO.CO , Jakarta: Proses pembuatan robot karya tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada, peraih emas dalam dua kompetisi internasional di Amerika, ternyata menyita waktu tidur malam perancangnya. Malik Khidhir, salah satu anggota Tim robot UGM, mengaku baru bisa menyusun pemrograman robot pada tengah malam hingga dini hari. "Saya bisa menyusun algoritma program robot kalau setelah jam 12 malam," kata mahasiswa Fakultas MIPA UGM angkatan 2009 itu di kampusnya kepada wartawan pada Selasa, 30 April 2013.

Malik mencontohkan Robot Hafidh, penyabet dua emas dalam dua kompetisi dunia di Amerika, yang bertipe pelacak titik api, memiliki komponen tiga microcontroller. Satu microcontroller memerlukan 4000 baris pemograman. "Tapi, susah buat programnya kalau belum tengah malam," kata dia.

Menurut Malik, Robot Hafidh, yang berjalan dengan enam kaki, merupakan yang paling cerdas diantara lima robot yang dibawa tim UGM ke Amerika. Komponennya juga paling mahal, yakni sekitar Rp30 juta. Robot Tim UGM lainnya hanya menelan biaya Rp2 jutaan untuk pembelian komponen. "Rancangannya kelanjutan Robot Wanda yang menang di kompetisi nasional Dikti pada 2012, jadi proses penyempurnaan Robot Hafidh memakan waktu dua tahun," ujar dia.

Anggota Tim Robot UGM lainnya, Agys Badruzzaman mengatakan Robot Hafidh, bisa melalui tiga kali ujian menemukan titik api dan memadamkannya di ruangan yang tersekat dalam bentuk labirin dengan waktu tercepat. Robot ini menyita perhatian banyak peserta dari berbagai negara karena kecepatannya menemukan banyak titik api tanpa membuat sistemnya error di tengah jalan. "Robot ini mengungguli rancangan peserta dari Inggris dan Amerika," kata Mahasiswa Fakultas Teknik angkatan 2010 tersebut.

Robot Hafidh dirancang berbentuk mirip laba-laba mesin dengan kaki berjumlah enam. Besarnya setara televisi 14 inci, tapi bobotnya ringan. Robot ini memiliki pendeteksi panas di bagian bawah badan dan punggung atas serta muka. Saat dibawa pulang ke Indonesia robot ini sempat mengalami sedikit kerusakan pada bagian pelapis badan karena tertumpuk tas di bagasi pesawat. 

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Topik Terhangat:
Harga BBM | Susno Duadji | Gaya Sosialita | Ustad Jefry |Caleg

Berita Terpopuler:
Pengedar Sabu itu Ternyata Perwira Berprestasi
VIDEO Susno Duadji: Saya Tak Akan Lari
Jaksa Waspadai Pengawalan Bersenjata Susno  
Kolonel ASB Memakai Sabu Sejak 2004  
SBY: Harga BBM Naik kalau Ada Dana Kompensasi


http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2013/05/01/brk,20130501-477027,id.html