Selasa, 30 April 2013

Beranda » Percaya Tuhan, Pengobatan Penyakit Mental  

Percaya Tuhan, Pengobatan Penyakit Mental  

TEMPO.CO, Boston -- Pasien yang percaya pada Tuhan kemungkinan akan mengalami pengobatan yang lebih baik dan cepat untuk penyakit kejiwaan. "Individu yang menggambarkan diri mereka memiliki iman yang kuat, dilaporkan dalam sebuah studi baru-baru ini, memiliki respons lebih baik secara keseluruhan terhadap pengobatan," ujar David Rosmarin, dokter dan instruktur di departemen psikiatri, Harvard Medical School, Boston.

Para peneliti memonitor 159 pasien di Behavioral Health Partial Hospital Program di McLean Hospital di Belmont, Mass. Para pasien menerima pengobatan untuk berbagai penyakit kejiwaan, termasuk depresi dan kecemasan. Rata-rata pasien-pasien ini tinggal selama dua pekan untuk menjalani program ini.

Peserta penelitian diminta untuk menilai keyakinan mereka terhadap Tuhan dan harapan mereka terhadap efektivitas pengobatan. Nilai itu harus mereka bubuhkan pada skala lima poin. Pada awal dan akhir program, para peneliti mengevaluasi setiap kesejahteraan pasien yang menyangkut tingkat depresi, kecemasan, dan menyakiti diri.

Pasien yang melaporkan kepercayaan yang lebih pada kekuatan yang lebih tinggi tampaknya dua kali lebih mungkin untuk merespons pengobatan. Selain hasil pengobatan yang lebih baik, pasien yang percaya pada Tuhan juga lebih mungkin mendapatkan manfaat terapi dalam program ini.

"Kepercayaan kepada Tuhan dapat memfasilitasi keyakinan dalam pengobatan," kata Rosmarin. Menurut dia, orang-orang yang memiliki iman yang lebih juga mempunyai keyakinan dalam pengobatan. Mereka optimistis akan pengobatan, dan itu ternyata membantu mereka.

Menurut Christina Puchalski, pendiri dan Direktur Eksekutif George Washington Institute for Spirituality and Health in Washington, ketika pasien merasakan kekuatan di luar kehidupan mereka sendiri, baik melalui keyakinan agama atau melalui hubungan dengan teman, keluarga, atau alam, maka faktor-faktor itu dapat meningkatkan pengobatan mereka. "Jika seseorang dapat melihat sesuatu di luar diri mereka, mereka cenderung berbuat lebih baik," katanya.

Spiritualitas dapat didefinisikan secara luas. Bukan hanya soal agama atau keyakinan akan kekuatan yang lebih tinggi. Tetapi juga kemampuan untuk terhubung pada sesuatu di luar diri sendiri. Misalnya, harapan atau rasa memiliki juga merupakan bagian dari spiritualitas. Simak berita iptek lainnya di sini.

LIVE SCIENCE | ISMI WAHID

Topik terhangat:
Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional

Baca juga:
Edsus Sosialita Jakarta
Sony Luncurkan Keker Digital Baru
Microsoft Akan Ganti Logo Bing, Skype, dan Xbox
Samsung Rilis Galaxy Tab 3
Lampu Mobil `Pengusir` Hujan


http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2013/04/30/brk,20130430-476809,id.html