Selasa, 30 April 2013

Beranda » Bakteri Tanah Tahan Arsenik pada Padi

Bakteri Tanah Tahan Arsenik pada Padi

TEMPO.CO, California--Padi tumbuh sebagai makanan pokok bagi sebagian besar penduduk dunia. Tetapi nyatanya tanaman ini begitu mudah menyerap arsenik dari lingkungan. Arsenik diklasifikasikan sebagai racun oleh National Institutes of Health dan dianggap karsinogen oleh National Toxicology Program.

Jika manusia terpapar kandungan aresnik dalam jangka panjang maka dapat mengakibatkan sejumlah kanker yaitu kulit, paru-paru, kandung kemih, hati, gijal dan prostet. Paparan tingkat rendah dapat menyebabkan lesi (luka) kulit, diare dan gejala lainnya.

Arsenik dapat ditemukan secara alami di tanah seperti di beberapa negara Asia Tenggara. Bisa jadi zat ini ditemukan akibat pencemaran lingkungan. Meskipun arsenik membawa resiko kesehatan bagi jutaan manusia, saat ini belum ada metode pertanian yang efektif digunakan untuk menurunkan kadar arsenik.

Harsh Bais dan Janine Sherrier dari University of Delaware's Department of Plant and Soil Sciences kini sedang menyelidiki apakah bakteri tanah alami yang mereka sebut UD1023. Bakteri ini secara alami ditemukan dalam rhizosfer, lapisan tanah dan mikroba yang ditemukan dalam akar padi. Bakteri tanah ini diduga dapat digunakan untuk memblokir penyerapan arsenik. Bais pertama kali mengidentifikasi spesies bakteri ini dalam sampel tanah yang diambil dari sawah di California.

Penelitian awal mereka telah menunjukkan bahwa UD1023 dapat memobilisasi zat besi dari tanah dan serapan arsenik akan melambat pada akar padi. Namun para peneliti belum memastikan bagaimana proses ini bekerja. Dan apakah proses itu akan menyebabkan menurunnya tingkat arsenik dalam butir beras nantinya.

"Kami memiliki bakteri yang bisa memindahkan zat besi. Dan kami ingin melihat apakah penciptaan perisai besi di sekitar akar padi akan memperlambat gerakan arsenik untuk menuju bagian lain tanaman," kata Bias. Menurutnya, mereka belum mengetahui apakah proses perisai besi ini dapat mengurangi arsenik dalam biji-bijian.

Jika asumsi itu berhasil dibuktikan, maka proyek penelitian ini bisa diaplikasikan secara praktis di bidang pertanian. Simak berita iptek lainnya di sini.

LIVE SCIENCE | ISMI WAHID

Topik terhangat:
Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional

Baca juga:
Edsus Sosialita Jakarta
Sony Luncurkan Keker Digital Baru
Microsoft Akan Ganti Logo Bing, Skype, dan Xbox
Samsung Rilis Galaxy Tab 3
Lampu Mobil `Pengusir` Hujan


http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2013/05/01/brk,20130501-477012,id.html