TEMPO.CO , Jakarta: Sebelas orang mahasiswa Indonesia dari Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung dan Politeknik Negeri Bandung (Polban) tak sia-sia berlaga di ajang kompetisi robot Amerika. Lewat karya tangan mereka, berbagai jenis robot ciptaan yang dibawa dari Indonesia berhasil berlaga di dua ajang kompetisi robot kelas dunia di Amerika.
Pada ajang Fire Fighting Home Robot Contest, yang digelar pada 7-9 April 2013 di kampus Trinity College, Hartford - Connecticut ketiga tim dari tiga kampus di Indonesia ini masing-masing berhasil menyabet 2 emas, 1 perak dan 1 perunggu untuk UGM, 1 emas dan 1 perak untuk Unikom, dan 1 emas dan 1 perunggu untuk Polban.
Sedangkan pada ajang RoboGames Robolympics terbesar di dunia yang digelar di San Mateo, San Francisco 19-21 April 2013 lalu, tim mahasiswa dari UGM mengantongi 2 emas dan satu perak. Sedangkan Tim Unikom berhasil mengantongi 2 emas, 3 perak dan 1 perunggu.
Dalam perlombaan ini, menurut peserta lomba Malik Khidir (21), mahasiswa tingkat akhir Fakultas Teknik dari UGM, sebagaimana diminta panitia, mereka membawa robot yang sudah jadi dari Indonesia. Robot bernilai puluhan juta rupiah ini kemudian dipresentasikan di depan para juri. Perlombaan yang menurut Eko Prabowo Putro (21) mahasiswa tugas akhir di Unikom memang cukup berat tetapi menyenangkan. Karena ketiga robot yang menjadi andalan utama berhasil menang.
Ketiga robot yang dipuji tim juri hasilnya adalah robot yang dapat membuka kulkas dan menjamu makanan pada orang cacat, robot yang sanggup menjadi petugas pemadam kebakaran, dan robot yang sanggup memanjat (elevator) dari bawah ke atas dalam dunia luar angkasa. Ketiga robot ini tampil prima ketika di uji, berhasil lulus tes kehandalan di depan para tim juri dalam hal kecepatan, keberhasilan melewati tantangan tanpa masalah, dan tidak ada "error" dalam menerima perintah.
"Bukan soal menang atau kalah, tapi bagaimana kita dapat berkesempatan maju dan membuktikan dunia engineering pendidikan Indonesia pun tidak kalah di forum kompetisi dunia, " kata Eko menambahkan. Meski begitu, menurut Malik Khidir, Indonesia harus lebih bekerja keras memasyarakatkan kegiatan membuat robot yang di Amerika sudah menjadi aktifitas yang digemari anak-anak sampai lanjut usia.
VICTORIA SIDJABAT / WASHINGTON DC
Topik Terhangat:
#Ujian Nasional | #Bom Boston | #Lion Air Jatuh | #Preman Yogya
Baca juga:
Buruh Gugat Jokowi ke PTUN
Ahok Berjanji Putihkan Tunggakan Rusun Marunda
Jokowi Siap Digugat Buruh
Demi UN SMP, 9 Siswa Pulau Seribu Naik Kapal 6 Jam
http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2013/04/24/brk,20130424-475447,id.html