TEMPO.CO , Pasadena - Planet seukuran bumi ditemukan mengorbit bintang induk pada zona layak huni. Permukaan planet diperkirakan tertutup air beku. Bagi ahli astronomi, bintang Kepler-62 tampak sebagai titik cahaya berwarna merah kekuningan. Suhu bintang ini mencapai 5.200 derajat Celsius dan telah bersinar sejak 7 miliar tahun lalu.
Bintang ini lebih kecil ketimbang matahari: berukuran 40 persen lebih kecil dan 30 persen lebih ringan.
Ahli dari National Aeronautics and Space Administration (NASA) yang menggunakan teleskop Kepler melihat bintang ini mengasuh lima planet kecil seukuran bumi. Kelima planet tersebut dinamakan sesuai bintang induknya ditambah huruf, yaitu Kepler-62b, c, d, e, dan f. Secara berurutan, planet-planet ini berukuran 1,31, 0,54, 1,95, 1,61, dan 1,41 kali radius bumi. (baca: NASA temukan 5 Planet Mirip Bumi)
Dari jumlah tersebut, Kepler-62e dan Kepler-26f merupakan yang paling menarik perhatian. Kedua planet ini memutari bintang induk pada orbit yang sejuk. Jika dibandingkan dengan tata surya yang dipimpin matahari, orbit planet ini berada pada orbit Venus dan Mars. "Sejauh pengetahuan astronom, inilah planet paling mirip bumi," ujar Justin R. Crepp dari Departemen Astronomi, California Institute of Technology.
Menurut dia, kedua planet berbentuk batuan, seperti bumi. Permukaan planet diperkirakan tertutup air dalam fasa padat.
Tahun lalu, ahli astronomi yang menggunakan Kepler menemukan planet berukuran 2,4 kali massa bumi sedang mengorbit bintang Kepler-22. Dinamakan Kepler-22b, planet menorbit sejauh 120 juta kilometer. Planet membutuhkan 290 hari untuk memutari bintang induknya.
Planet-planet kecil di bintang jauh ditemukan menggunakan metode transit. Observatorium mengamati perubahan cahaya bintang setiap saat dan menunggu planet melintas di depan bintang tersebut. Ketika dilintasi planet, terang bintang berubah drastis. Dari perubahan terang ini, ilmuwan bisa mengetahui radius, jarak orbit, dan periode orbit planet.
Pencarian planet ekstrasolar terbantu oleh keberadaan teleskop Kepler ke orbit pada 2009. Sejak itu, teleskop ini melacak 3.000 kandidat planet baru. Dari ribuan kandidat ini, astronom bertugas mencari karakteristik planet sampai akhirnya bisa disahkan sebagai planet ekstrasolar baru.
ANTON WILLIAM | SCIENCEMAG
Topik Hangat:
Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo
Berita Terpopuler:
Kena Gusur, Warga Waduk Pluit Marah pada Jokowi
Begini Tampang Tersangka Bom Boston sesuai CCTV
Lion Air Jatuh, Boeing Beri Penghargaan Pilot
Jokowi Dilarang 'Nyapres'
Jokowi Tak Suka Ujian Nasional
http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2013/04/20/brk,20130420-474687,id.html