Jumat, 12 April 2013

Beranda » Perusahaan Israel Bikin Tulang dari Lemak

Perusahaan Israel Bikin Tulang dari Lemak

TEMPO.CO, Yerusalem - Bonus Biogroup, sebuah perusahaan bioteknologi yang berbasis di utara Kota Haifa, Israel, telah mengembangkan cara untuk mengubah lemak berlebih menjadi tulang baru. Metode mutakhir ini berguna untuk menggantikan struktur tulang yang hilang atau rusak.

Temuan baru ini diharapkan membantu jutaan orang di seluruh dunia yang menderita penyakit tulang, seperti osteoporosis, infeksi tulang, dan kecelakaan yang menyebabkan kerusakan pada tulang.


Para ilmuwan di perusahaan itu menumbuhkan sel-sel lemak dalam perancah setelah sebelumnya memindai tulang pasien untuk menentukan bentuknya. Sel-sel itu kemudian mengisi cetakan dan membentuk tulang yang benar-benar baru menyerupai bagian tulang yang hilang. Prosesnya memakan waktu 2-3 bulan.

"Tubuh pasien tidak akan menolak implan karena menggunakan sel dewasa hidup dari tubuhnya sendiri," kata Shai Meretzki, pendiri sekaligus direktur eksekutif Bonus Biogroup, Jumat 12 April 2013.

Prosedur ekstraksi sel yang digunakan dalam metode ini tidak berbahaya. Sangat berbeda jika dibandingkan operasi penggantian tulang yang mengharuskan dokter untuk mengambil sebagian tulang pasien dan mencangkokkannya hingga terlihat semirip mungkin dengan tulang yang diganti. Cara lama ini tentu saja jauh lebih menyakitkan dan memakan waktu panjang, termasuk perawatan pasca-operasi selama beberapa bulan.

Meretzki mengatakan, para pasien yang menjalani prosedur ini kelak terlebih dulu harus menjalani sedot lemak kecil pada perut mereka. Sel-sel lemak dari hasil sedot lemak itulah yang direkayasa menjadi sel tulang baru. "Banyak pasien mendorong kami untuk melanjutkan dengan sedot lemak," kata dia sembari tertawa.

Butuh waktu lima tahun bagi Meretzki dan timnya untuk mengembangkan inovasi baru di bidang penumbuhan jaringan tersebut. Rencananya teknologi ini juga dapat diterapkan dalam kedokteran gigi. Banyak kasus implan gigi tidak berjalan sukses karena dokter gigi kesulitan mengambil akar gigi karena kurangnya struktur tulang.

"Dengan teknologi ini, dokter gigi dapat menumbuhkan jaringan tulang di dalam mulut sehingga gigi dapat dengan mudah diletakkan di tempatnya," ujarnya.

Untuk saat ini, Meretzki dan timnya hanya melakukan uji coba pada tikus. Namun percobaan pada manusia akan segera dimulai. Banyak pasien berharap teknologi yang dikembangkannya akan tersedia dalam waktu tidak lebih dari tiga tahun.

Sayangnya metode baru ini belum dapat diterapkan untuk organ lain. Meretzki beralasan, jaringan tulang relatif mudah untuk tumbuh karena sel-selnya tidak serumit organ tubuh lainnya. "Tapi saya tidak berpikir itu sesuatu yang mustahil," imbuhnya, menekankan perlunya penelitian lebih lanjut.

XINHUA | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita Terpopuler Lainnya:
Komnas HAM: Penyerang Cebongan 14 Orang  
Razia Ngangkang di Aceh, 35 Orang Terjaring  
Main Twitter, SBY Ketinggalan dari Pemimpin Lain
Buat Akun Twitter, SBY Siap Di-bully   
LSI: Hanya Ada Tiga Capres Pada Pemilu 2014  


http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2013/04/12/brk,20130412-473033,id.html