Minggu, 30 Januari 2011

Beranda » 4 Jenis Motif Bertanya yang Sering Terjadi pada Komentar Blog

4 Jenis Motif Bertanya yang Sering Terjadi pada Komentar Blog

Makin bertambahnya jam terbang di dunia maya (terutama duniablogging) membuat saya makin peka terhadap berbagai motif pertanyaan, terutamayang muncul pada kolom komentar. Mulai dari yang bertanya karena memang tidaktahu, karena masih ragu, karena ingin berdiskusi (bertukar pendapat/opini), danbahkan sekadar ingin mengetes.

Saya akan sedikit membahas masing-masing motif bertanyatersebut.
  • Bertanya karena memang tidak tahu.Sudah jelas motifnyakarena ingin memperoleh pencerahan atas ketidaktahuan pada suatu hal. Biasanya tipepertanyaan begini muncul karena sang penanya memang masih awam terkait materipertanyaan yang diajukan.
  • Bertanya karena masih ragu.Model kedua ini umumnya sudahpunya sedikit pengetahuan/pemahaman terhadap materi pertanyaan yang diajukan.Namun ia masih butuh penegasan dari orang lain (yang ditanya). Dengan bertanya,ia berharap bisa memperoleh kejelasan lebih lanjut dan memantapkanpemahaman/pengetahuannya. Termasuk memperkuat keyakinannya akan suatu hal.
  • Bertanya karena ingin berdiskusi.Jenis ketiga ini bertanyakarena ingin memperoleh opini dari orang lain (yang ditanya) terkait topiktertentu. Kadang juga ingin lebih memantapkan pemahamannya akan sesuatu. Kadangpula sekadar ingin memperjelas permasalahan pada suatu topik. Bisa pula demimempertajam/memperdalam poin-poin penting dari sebuah topik.
  • Bertanya karena sekadar ingin mengetes.Nah, model yangterakhir ini umumnya sudah punya pengetahuan dan pemahaman yang cukup mumpuniterkait topik yang ia tanyakan. Ia sebenarnya bukan tidak tahu atau tidakmengerti. Bukan pula ingin berdiskusi atau mempertajam pokok permasalahan. Laluapa?
Seringkali justru hanya ingin mengetes/menjajal seberapajauh pengetahuan atau pemahaman orang yang ia tanyai. Kalau ternyata yangditanya menunjukkan ketidaktahuan atau dianggap ‘ngawur’, biasanya di benaksang penanya akan muncul pikiran sinis. Misalnya, Ah, gitu aja nggak tahu. Ataubisa berupa, Ah, ternyata aku jauh lebih pinter dari dia. Kok saya bisa tahu? Soalnya saya pernah belajar psikologi(walau cuma lewat buku).

Lucunya, penanya model keempat ini kadang malah menjawabsendiri pertanyaan yang diajukannya. Dari situ bisa ketahuan kalau sebenarnyaia sudah tahu atau sudah menguasai materi yang ditanyakan. Nah, Anda boleh tidak setuju dengan klasifikasi dan paparansaya soal ragam motif bertanya ini. Tak perlu pula terlalu seriusmenanggapinya. Toh, ini cuma tulisan tidak penting. Namun yang jelas, inilahfakta yang saya alami dan temukan pada kolom komentar blog. Setuju tidaksetuju, yang jelas Anda boleh menambahkan jika punya tipe/motif bertanyalainnya


www.isunuklir.blogspot.com